Lalat bibit (Atherigona exigua, A. Oryzae) merupakan salah satu hama yang merusak tanaman padi. Sebenarnya yang merusak adalah larva dari lalat bibit tersebut.
Foto: cybex.pertanian.go.id
Tanaman yang terserang anakannya menjadi berkurang dan serangan berat dapat memperlambat fase pematangan 7-10 hari.
Lalat bibit meletakkan telur pada pelepah daun padi pada saat sore hari dimana matahari mulai tenggelam. Telur diletakkan pada permukaan atas daun, berwarna keputih-putihan dan berbentuk lonjong seperti pisang. Kemudian telur menetas setelah dua hari dan larva merusak titik tumbuh. Pupa berwarna kuning kecoklatan terletak di dalam tanah. Setelah keluar dari pupa selama 1 minggu menjadi imago yang siap kawin. Hama ini menyerang terutama pada kondisi kelembaban udara tinggi. Pengendaliannya diutamakan pada penanaman varitas yang tahan.
Larva lalat bibit berwarna kuning kehijau-hijauan yang tembus cahaya, berada di bagian tengah daun yang masih menggulung. Larva bergerak di kebagian tengah tanaman merusak jaringan bagian dalam sampai titik tumbuh daun.
Gejala kerusakan adalah bercak-bercak kuning yang dapat dilihat di sepanjang tepi daun yang baru muncul dan daun yang terserang mengalami perubahan bentuk.
Pengendalian lalat bibit bisa dilakukan dengan cara melakukan pengeringan lahan bibit padi dilahan sawah dilakukan dengan cara membuang air yang menggenangi lahan pembibitan padi hinggakering, karena pembibitan padi volume rumpunnya banyak maka harus sering dikontrol. Hal tersebut dengan rumpun benih yang banyak akan banyak membutuhkan air, sehingga lahan benih akan cepat kering dan bila tidak terkontrol benih akan stress dan bahkan mati karena kekurangan air.
Jika sudah diatas ambang batas, dilakukan pengendalian dengan insektisida yang berbahan aktif : - bensultap, BPMC, atau - karbofuran.
Sumber: cybex.pertanian.go.id