Sumber Gambar: Dokumen Pusluh

Saat ini presentasi merupakan media komunikasi efektif yang digunakan di bidang apa saja, dari kegiatan sekolah hingga pekerjaan di kantor, apalagi bidang yang menyangkut aktivitas mensosialisasikan kegiatan terutama penyuluhan pertanian. Semakin sering kita mendengar orang lembur hingga lewat tengah malam karena menyiapkan suatu presentasi yang harus disampaikan di depan klien keesokan harinya. Sering pula terjadi seorang staf karirnya melonjak karena kemampuannya beberapa kali menggoalkan proposal yang di ajukan perusahaan. Dia mampu memenangkan pitching karena calon pemberi order terkesan bahkan terpukau oleh presentasi yang disampaikan sang presenter.

Pergeseran Dari Orasi Menuju Presentasi
Di era reformasi yang mendengungkan ide demokrasi dan kebebasan berbicara membuat orang sulit mengandalkan orasi atau pesan melalui mulut saja. Hal ini karna orasi lebih membuka peluang orang untuk mendebat dan menyanggah.
Dalam orasi, informasi yang tersampaikan lewat begitu cepat. Dari 1000 kata yang disampaikan melalui orasi hanya kurang dari 5% saja yang tertangkap dengan benar oleh audiens. Selebihnya menguap hilang.
Dengan saran presentasi sebagaimana yang di kenal saat ini, pesan yang semula hanya mengandalkan kata-kata secara lisan (oral spoken) sekarang didukung dengan sarana audio visual dengan bantuan slide dan proyektor.
Dengan demikian informasi bukan hanya tertangkap melalui telinga saja, tetapi juga lewat mata. Persentasi pesan yang tertangkap dan tersimpan di memori audiens meningkat secara signifikan.
Bukan hanya kata-kata presenter yang diterima oleh memori audiens,tetapi juga teks sebuah slide, ilustrasi gambar, gerakan animasi yang mencuri perhatian, dan vidio yang menggugah imajinasi. Ini membuat informasi yang diterima audiens menjadi sedemikian lengkap dan saling mendukung satu sama lainnya.

Presentasi Sebagai Tontonan
Banyak presenter yang mampu mempersona audiens sehingga sepanjang show penonton dibuatnya terpukau. Tetapi ini baru sukses dari satu sisi. Sisi yang paling penting bagi presenter, yaitu "show"nya berjalan mulus, tampilannya dikagumi, memperoleh tepuk tangan meriah. Bahkan kemudian ia akan diundang kembali dengan honor yang lebih tinggi.

Presentasi Sebagai Konten
Sisi lain dari sebuah presentasi adalah segi konten.
Apakah isi pesannya tersampaikan ?
Apakah presentasi mampu membuat orang belum tahu menjadi tahu ?
Apakah orang yang belum sependapat menjadi setuju ?
Secara logika, jika presentasi berhasil mempesona audies, maka besar kemungkinannya pesannya tersampaikan.
Namun ada juga kemungkinan pesan belum tersampaikan dengan baik. Jika presenter lebih mengutamakan "show" dan "menghibur"audiens, bisa jadi presentasinya memang didesain untuk menghibur. Sesampai di rumah audiens sudah lupa informasi apa yang dibicarakan. Pokoknya. Presenternya lucu.
Slide Sebagai Alat Bantu Visual Sebuah Presentasi Yang Sukses
Silde dalam suatu presentasi adalah alat bantu visual yang diharapkan membantu presenterdalam menyajikan materi yang dipersentasikan. Visualisasi pesan tersebut bisa dalam bentuk teks, gambar dan foto.
Visualisasi pesan diharapkan akan membantu unsur penyampai komunikasi verbal (melalui kata-kata oleh presenter) ditambah daya imajinasi masing-masing audiens yang diperoleh darivisual.
Sebuah gambar mampu mengembangkan imajinasi audiens jauh lebih dalam dan luas dibanding pesan verbal baik verbal baik melalui suara berupa kata-kata dari presenter maupun pesan verbal melalui teks.
Tulisan sifatnya lebih pasti (ada batasannya), sedangkan bahasa gambar sifatnya penafsiran. Tidak ada batasan tafsir antara satu orang dengan orang lain. Hal ini berbeda dengan komunikasi langsung, dimana penggunaan kata-kata yang lebih bersifat personal serta terjadinya interaksi yang lebih bersifat langsung, disini penggunaan kata-kata jelas menjadi dominan.
Bahasa visual yang kuat akan mampu membawakan emosi dan bisa membuat audiens berpikir, merenung, terhanyut pada suasana yang ditimbulkan atau dibangkitkan oleh presenter sehingga berdampak terharu maupun gembira. Bahasa verbalpun bisa dimanfaatkan untuk itu, namun bukan pada komunikasi yang bersifat interpersonal (massal) sepertipada sebuah presentasi. Pada suatu keadaan atau posisi tertentu, bahasa verbal bisa digunakan.


Bagaimanakah Menyusun Slide Yang Mempesona ?
Slide mempesona adalah slide yang nyaman dan enak dipandang. Slide tersebut memiliki objek yang mampu menarik perhatian. Dengan demikian, audiens akan fokus memandangnya, menangkap isi pesannya dengan baik, lalu menyimpannya secara kuat ke dalam ingatan.
Ada banyak tantangan sebelum kita bisa membuat slide yang mempesona tersebut. Sebab, tidak semua orang yang menyusun presentasi memiliki latar belakang pengatahuan mengenai estetika seni. Seorang presenter belum tentu memiliki keterampilan membuat gambar, menata layout atau menyusun kata-kata. Terlebih lagi, mungkin tidak punya waktu yang cukup ketika sedang mempersiapkan materi presentasi. Dengan berbagai hambatan di atas, maka akan sulit bagi untuk menyusun slide presentasi yang baik, apa lagi mempesona, kecuali jika mau terus belajar dan bekerja keras.
Teknik Membuat Slide Yang Komunikatif
Berikut ini teknik membuat slide yang komunikatif, dari yang paling gampang sampai yang perlu usaha yang lebih serius :
1. Memanfaatkan template siap pakai, lalu kembangkan sesuai dengan kreasi masing-masing,jangan pernah gunakan template apa adanya. Tahap ini tepat bagi yang tidak punya banyak waktu dan kurang mahir membuat desain sendiri.
2. Membuat desain slide dengan kreasi sendiri. Pada tahap ini perlu berbekal pengatahuanestetika dan keterampilan membuat gambar.
3. Memanfaatkan keindahan bentuk teks sebagai daya tarik. Pada tahap ini perlu berbekal pengatahuan tentang estetika tipografi.
4. Menggunakan gambar (vektor grafis maupun foto bitmap) sebagai sarana komunikasi visual. Selain membuat gambar melalui program gambar, bisa juga berburu gambar secara gratis (maupun berbayar) melalui internet.
5. Menghiasi slide dengan multimedia berupa audio, video maupun animasi. Teknik ini memerlukan pengetahuan untuk menyisip, mengedit maupun membuat sendiri audio maupun video.
Jangan lupa untuk terus belajar dan berlatih agar keterampilan menyiapkan dan menyampaikan presentasi (presentation skills) naik ke level yang lebih tinggi.
Penulis :Etty Yuliati
Sumber: cybex kementan

Popular Posts