Sumber Gambar: Pusat Penelitian Tanaman Pangan, Litbang-Deptan 2008

Dari tanaman semusim yang banyak dibudidayakan di Indonesia, padi merupakan yang terpenting, karena dari tanaman padi ini dihasilkan beras yang merupakan makanan pokok penduduk Indonesia. Berbagai upaya pemerintah telah dilakukan agar produksi beras mencukupi kebutuhan penduduk Indonesia yaitu melalui berbagai program seperti intensifikasi khusus, supra insus dan terakhir dengan program pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT). Disamping itu petani sebagai palaku utama dalam produksi beras juga berusaha agar dalam berusaha tani padi dapat memperoleh hasil yang tinggi dan berharap memperoleh keuntungan yang layak.
Untuk memenuhi kebutuhan beras penduduk Indonesia dan harapan petani padi tersebut, maka pemerintah mengeluarkan program pengelolaan tanaman dan sumberdaya terpadu (PTT) untuk usahatani padi. Untuk memperoleh hasil yang tinggi dalam bududaya padi sawah, maka program PTT mempunyai 11 teknologi anjuran produksi padi yaitu 1) penggunaan varietas padi unggul, 2) penggunan benih bersertifikat, 3) pengunaan pupuk berimbang, 4) penggunaan kompos bahan organik sebagai pupuk dan pembenah tanah, 5) pengaturan tanam system legowo, tegel dan tebar benih langsung, 6) penggunaan bibit dengan daya tumbuh tinggi, cepat dan serempak yang diperoleh melalui pemisahan benih padi bernas, 7) penanaman bibit umur muda dengan jumlah bibit terbatas yaitu 1 s/d 3 bibit per lubang, 8) pengaturan pengairan dan pengeringan berselang, 9) pengendalian gulma, 10) pengendalian hama dan penyakit dengan pendekatan terpadu, 11) penggunaan alat perontok gabah mekanis ataupun mesin.
Seperti kita ketahui tanaman padi sering terserang hama dan penyakit, yang mengakibatkan produksi padi rendah, bahkan puso (tanaman padi mati). Hama yang sering menyerang tanaman padi antara lain penggerek batang padi, wereng coklat, wereng hijau, kepinding tanah, walang sangit, tikus, ganjur, hama putih palsu, hama putih, ulat grayak, ulat tanduk hijau, ulat jengkal, orong-orong, lalat bibit, keong mas dan burung.
Penyakit yang sering menyerang tanaman padi antara lain hawar daun bakteri, bakteri daun bergaris, blas, hawar pelepah daun, busuk batang, busuk pelepah daun bendera, bercak coklat, barcak Cercospora, hawar daun jingga, tungro, kerdil rumput, kerdil hampa. Penyakit tersebut dapat disebabkan oleh bakteri, jamur dan virus. Penyakit bercak coklat disebakan oleh jamur Helmintosporium oryzae pada pertanaman. Penyakit bercak coklat dapat menyebabkan kematian tanaman muda dan menurunkan kualitas gabah. Penyakit ini merusak sekali pada tanaman padi di lahan dengan sistem drainase buruk atau lahan yang kahat unsur hara, terutama unsur kalium. Penyakit ini jarang sekali terjadi di lahan subur.
Gejala serangan
Penyakit ini dapat menyerang pada saat persemaian dan dapat mengakibatkan tanaman mati karena busuk pada koleoptil, batang dan akar. Serangan juga dapat terjadi pada daun dan bulir, apabila bulir padi terserang maka mutunya akan menurun. Gejala yang paling umum dari penyakit ini adalah adanya bercak berwarna coklat tua, berbentuk oval sampai bulat, berukuran sebesar biji wijen, pada permukaan daun, pada pelepah atau pada gabah.
Serangan berat pada daun dapat mengakibatkan daun mengering.
Penyebaran
Patogen penyakit bersifat terbawa benih, sehingga dalam keadaan yang sesuai penyakit dapat berkembang pada tanaman yang masih muda.
Pengendalian
Penanaman varietas tahan
Pemberian pupuk yang sesuai yaitu 250 kg urea, 100 kg SP36 dan 100 kg KCl
Ditulis kembali oleh : Sundari, SST (Penyuluh BBP2TP)
Sumber:
1) Masalah Lapang Hama, Penyakit dan Hara pada Padi, Pusat Penelitian Tanaman Pangan, Litbang-Deptan 2008
2) Hama dan Penyakit Tanaman Padi, Badan Pendidikan dan Penyuluhan Pertanian, Deptan 1982

Popular Posts