Radarcirebon 28 Mar. 2017 04:05


AUDIENSI: Pengurus PMII melakukan audiensi dengan Kepala BNN Kabupaten Kuningan, Edi Heryadi. FOTO: AGUS PANTHER/RADAR KUNINGAN

KUNINGAN – Maraknya peredaran narkoba yang menyentuh semua lapisan masyarakat, mendapat perhatian dari Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kuningan.
Sebagai bentuk dukungan memerangi peredaran narkoba khususnya di Kabupaten Kuningan, pengurus PMII melakukan audiensi dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) Kabupaten Kuningan, akhir pekan kemarin.
Dalam audiensi itu menelurkan komitmen bersama untuk memerangi peredaran narkoba di wilayah Kuningan. Komitmen bersama itu menjadi modal penting, lantaran narkoba saat ini sudah menjadi perusak bagi generasi muda.
Ketua PMII Kuningan Diding Zaenudin menegaskan, PMII sangat mendukung langkah BNN Kabupaten Kuningan dalam upaya memerangi narkoba. Karena itu, pihaknya akan membantu BNN memerangi narkoba.
“Alhamdulillah kedatangan kami disambut hangat langsung Pak Kepala BNNK. Dalam pertemuan itu, kami dan BNN sepakat untuk berperang melawan narkoba. Ini wujud dari kepedulian kami sebagai generasi muda, agar penyalahgunaan narkoba ini bisa dicegah khususnya di kalangan kami sendiri dulu yakni mahasiswa,” tegas Diding Zaenudin.
Diding berpendapat, perubahan itu harus dilakukan sejak dari lingkungan sendiri khususnya di kalangan mahasiswa, agar bisa memberikan contoh pula kepada orang lain. Bahkan pencegahan dan perang terhadap narkoba merupakan tanggung jawab bersama yang tidak bisa hanya dilakukan sebagian kelompok saja, atau BNN saja.
“Memerangi narkoba itu bukan melulu harus BNN tapi semua komponen masyarakat termasuk mahasiswa. Sebab narkoba itu musuh bersama yang merusak generasi bangsa. Karena itu pencegahan juga harus dimulai dari diri sendiri, baru ke orang lain. Ini agar konsistensinya jelas. Artinya, tidak cuma bisa menyuruh jauhi narkoba tapi kita tidak bebas dari narkoba,” tandas Diding.
Kepala BNN Kabupaten Kuningan Edi Heryadi berterima kasih atas perhatian yang diberikan PMII. Pihaknya meminta dukungan dari seluruh elemen masyarakat agar bersama-sama membersihkan Kabupaten Kuningan dari penyalahgunaan narkoba.
Dia juga mengungkapkan jika narkoba sekarang ini sudah menjadi musuh bersama di seluruh Indonesia. Makanya penyuluhan dan pemberdayaan alternatif bagi korban maupun pelaku pengedar dilakukan.
“Salah satunya seperti alih fungsi dan alih profesi agar memiliki kemampuan untuk berwirausaha, tentunya bekerjasama dengan dinas terkait seperti Disnaker,” papar Edi. (ags)
Penyemprotan atau aplikasi pestisidamerupakan suatu cara yang ditempuh untuk mengendalikan serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) baik itu berupa hama ataupun penyakit agar tidak terjadikerusakan yang berlebihan pada tanaman sehingga target produksi dari tanaman yang dibudidayakan bisa tercapai sesuai dengan yang di inginkan.
Terdapat tiga faktor yang mempengaruhipenggunaan pestisida yang biasa dikenal dengan istilah 3T (Tepat)
1. Tepat Sasaran
Sebelum memutuskan untuk melakukanpenyemprotan, lebih baik kenali dan amati dulu jenis hama/penyakit apa yangmenyerang tanaman kita, supaya nanti bisa memperoleh sasaran yang tepat danbisa menentukan jenis pestisida apa yang akan kita aplikasikan.
Apabila hama sasaran adalah jenisserangga, maka penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi hari sebelum matahariterik.
Apabila pestisida yang digunakan jenissistemik,maka sprayer diarahkan pada daun bagian bawah dan lakukan penyemprotanpada pagi hari antara pukul 06.00 s/d 10.00 atau sore hari setelah pukul 16.00 karenapada saat itu stomata daun masih terbuka sehingga obat akan mudah masuk.
2. Tepat Waktu
Kapan waktu yang tepat untuk aplikasipestisida? Pada saat serangan hama dan penyakit tanaman sudahmencapai ambang pengendalian. Dalam halini yang harus diperhatikan adalah tingkat perkembangan OPT, cuaca dan strategi untuk menghindari/menunda kekebalan hama.
Berikut ini adalah waktu aplikasi pestisidaberdasarkan keadaan cuaca
  • Jangan menyemprot saat panas terik dankering
  • Jangan menyemprot saat angin sangat kencang
  • Janganmenyemprot bila hari hujan atau akan hujan
  • Penyemprotan dilakukan bila embun pagi sudah hilang
  • Keadaan cuaca yang ideal untuk penyemprotan tadi umumnya adalah pagi hari antara jam 6 - jam 10.30 dan sore hari antara jam 3 - 5.
3. Tepat Dosis
Penyemprotan harus dicari imbanganyang cocok antara dosis dan konsentrasinya. Baca dulu label yang ada padakemasan dan berapa dosis yang dianjurkan serta perhatikan konsentrasi untuk aplikasi pestisidatersebut.
  • Jika dosis kurang dari anjuran kemungkinan besar hama/penyakit tidak akan mati
  • Jika melebihi dari dosis yang dianjurkan ada kemungkinan hama yang terkena sprayer mati, namun hama yang tidak terkena sprayer akan menjadi kebal dan bisa mengakibatkan ledakan hama
Rekomendasi:
  • Guna menghindari imunitas/kekebalan hama dan demi alasan ekonomis, gunakanlah pestisida nabati dahulu
  • Apabila pestisida nabati tidak mampu mengusir hama,maka gunakan campuran antara pestisida nabati dengan pestisida kimia dengan dosis 1/2 takaran yang dianjurkan
  • Apabila kedua cara diatas sudah tidak mampu mengendalikan hama sasaran,maka baru kita semprot dengan PESTISIDA KIMIA
Sumber: tanicabe.com

Patek masih merupakan penyakit utama tanaman cabe, karena sangat susah sekali dikendalikan jika sudah terlanjur menyerang. Kerugian yang ditimbulkan oleh penyakit patek ini bisa mencapai 100%.

Penyakit patek disebabkan oleh dua jenis jamur:
  • Jamur Colletotricum capsici. Serangan jamur ini pada cabe dicirikan dengan cara menginokulasi pada tengah buah cabai dan biasanya menyerang cabai yang sudah tua.
  • Jamur Gloeosporium sp. Jamur ini dicirikan dari jenis serangannya pada ujung cabai dan bisa menyerang pada cabai yang muda maupun tua. Kedua jamur tersebut bisa menyerang sendiri-sendiri maupun bersamaan (kombinasi keduanya). Serangan jamur tersebut biasanya akan meningkat saat kelembaban tinggi disertai suhu udara yang tinggi pula.
Guna mengendalikan penyakit patek (anraknosa) pada tanaman cabai tidak bisa dilakukan hanya saat sudah mulai terjadinya serangan, namun harus dimulai dari awal proses penanaman. Untuk lebih lengkapnya cara mengendalikan penyakit patek pada tanaman cabai bisa dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
  • Bibit yang sehat. Jika menggunakan bibit sendiri jangan menggunakan dari bekas cabai yang terserang patek. Karena spora jamur tersebut mampu bertahan pada benih cabai. Pilih lokasi lahan yang bukan bekas tanaman cabai, terong, tomat dll (satu famili dengan cabai). SporaGloeosporium maupu Colletotricum mampu beradaptasi hidup dalam tanah dalam waktu tahunan. Tanamlah varietas cabai yang lebih tahan patek, biasanya cabai keriting lebih tahan terhadap penyakit patek
  • Gunakan pupuk yang rendah unsur Nitrogen (N), karena unsur N hanya akan membuat tanaman cabai menjadi rentan. Selain itu unsur N juga akan membuat tanaman menjadi rimbun yang akan meningkatkan kelembaban sekitar tanaman.
  • Perbanyak unsur Kalium dan Calsium untuk membantu pengerasan kulit buah cabai.
  • Gunakanlah mulsa plastik untuk menghindari penyebaran spora jamur melalui percikan air hujan.
  • Atur jarak tanam. Jarak tanam yang ideal sesuai dengan varietas yang akan kita tanam, usahakan jangan terlalu rapat karena hal ini akan sangat membahayakan keselamatan tanaman cabai
  • Lakukan pencegahan dengan penyemprotan fungisida kontak berbahan aktif mankozeb atau tembaga hidroksida (harus sesuai ketentuan)
  • Lakukan perempelan untuk mengurangi krimbunan tanaman cabai. Pergunakan peralatan yang terbebas dari penyebab penyakit patek
  • Jika langkah-langkah diatas sudah dilakukan tetapi masih terjadi serangan penyakit patek maka segeralah melakukan tindakan penyelamatan terhadap cabai yang belum terserang dengan membuang tanaman yang sakit kalau perlu membakarnya.
  • Alternatif terakhir yaitu lakukan penyemprotan dengan fungisida kontak bersamaan dengan sistemik (harus sesuai ketentuan)
sumber: gerbangpertanian.com
Dalam pembudidayaan tanaman, umumnya petani Indonesia membuat bedengan yang digunakan sebagai media untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Istilah "bedengan" tersebut sama artinya dengan istilah "gulutan", keduanya memiliki sinonim sama dan pada beberapa keadaan pengunaan kedua kata tersebut. 


Bedengan atau gulutan dibuat dengan pertama kali membajak lahan serta menghaluskan tanah, baru kemudian setelah itu tanah yang halus disusun sedemikian rupa sehingga membentuk sebuah bangun ruang yang mempunyai panjang, lebar, dan tinggi.


Adapun fungsi dari bedengan adalah sebagai berikut:
  • Sebagai media tumbuh untuk penanaman berbagai macam jenis tanaman budidaya;
  • Untuk mencegah tanaman dari serangan hama dan juga penyakit;
  • Untuk menjaga kelembaban, pH, suhu, dan juga ketercukupan air tanah;
  • Supaya akar tanaman lebih kokoh dengan porsi bedengan yang serasi dengan ukuran morfologi tanaman;
  • Supaya mempermudah dalam irigasi lahan. Dengan adanya bedengan maka pemanfaatan air akan efektif bagi tanaman, sehingga jika dilakukan dengan bijak dalam irigasi lahan, maka mencegah dari kebusukan akar ketika tanaman mendapat pasokan air irigasi yang berlebihan;
  • Sebagai nilai estetika (keindahan), supaya tanaman tumbuh secara tertib, teratur, sesuai garis alur bedengan masing-masing;
  • Mempermudah petani dalam pemantauan tanaman, dalam hal perawatan, termasuk dalam hal penyiraman, penyiangan, dan juga proses pemanenan tanaman.

Sumber: guruilmuan.blogspot.co.id

Popular Posts