tanaman kacang hijau










1.  Syarat Tumbuh
a. Tanah
  1. Tekstur : Liat berlempung banyak mengandung bahan organik, aerasi dan drainase yang baik.
  2. Struktur tanah gembur
  3. Ph 5,8  7,0 optimal 6,7
b. Iklim
  1. Curah hujan optimal 50 - 200 mm/bln
  2. Temperatur 25o - 27o C dengan kelembaban udara 50 - 80% dan cukup mendapat sinar matahari.
2. Teknologi Budidaya
a. Benih
Varietas
Hasil
(1/ha)
Umur (hari) Posisi polong Berat 100 biji (g) Sifat Khusus
Murai 1,5 63 TerkulaiTahan penyakit bercak daun 
Perkutut1,6460Terkulai5Tahan penyakit embun tepung : Agak tahan penyakit bercak daun
Kenari1,6460-65Terkulai6,7Agak tahan penyakit bercak daun : Toleran penyakit karat
Sriri1,5860-65Terkulai6Toleran penyakit embun tepung
b. Pengelolaan Tanah
  1. Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak dilakukan pengolahan tanah ( TOT ). Penyiapan lahan yang baik dilakukan sebelum tanam.
  2. Pada tanah bertekstur ringan tidak perlu dilakukan pengolahan tanah.
  3. Pada lahan kering (tegalan) pengolahan tanah dilakukan intensif dibersihkan dari rumput, dicangkul hingga gembur (untuk tanah tegalan yang berat pembajakan dilakukan sedalam 15-20 cm), dibuat petakan 3-4 m.
  4. Tanah tegalan bekas tanaman jagung, kedelai atau padi gogo perlu pengolahan tanah minimal.
  5. Pemberian mulsa jerami sekitar 5 ton/ha agar dapat menekan pertumbuhan gulma, mencegah penguapan air dan perbaikan struktur tanah.
c. Penanaman
  1. Waktu Tanam
Pada lahan sawah tanaman kacang hijau ditanam pada musim kemarau setelah padi. Sedangkan dilahan tegalan dilakukan pada awal musim hujan.
  1. Cara Tanam
Benih ditanam dengan cara tugal, dengan jarak 40 cm x 10 cm atau 40 cm x 15 cm, tiap lubang diisi 2 biji.
d. Pemupukan
  1. Pada lahan sawah bekas tanaman padi tidak perlu dilakukan pemupukan.
  2. Pada lahan kering diperlukan pemupukan dengan NPK.
  3. Pada tanah yang kurang subur dilakukan pemupukan 45 kg Urea + 45 - 90 kg TSP + 50 kg KCL/ha.
  4. Penambahan pupuk organik seperti pupuk kompos, pupuk kandang dapat meningkat kapasitas menahan air didalam tanah.
e. Pengairan
  1. Tanaman kacang hijau relatif tahan kering, namun tetap memerlukan pengairan terutama pada periode kritis pada waktu perkecambahan, menjelang berbungan dan pembentukan polong.
f. Penyiangan
  1. Penyiangan dilakukan seawal mungkin karena kacang hijau tidak tahan bersaing dengan gulma. Penyiangan dilakukan 2 kali pada umur 2 dan 4 minggu.
g. Pengendalian hama dan penyakit
1. Hama
  1. Hama yang sering menyerang adalah agromyza phaseolli (lalat kacang) meruca testualitisspidoptera spPlusia chalsites (ulat) dan kutu trips.
  2. Pengendalian hama dilakukan dengan menggunakan varietas unggul yang tahan hama penyakit.
  3. Penggunaan pestisida dilakukan apabila serangan hama tidak dapat dikendalikan dengan cara biologi.
2. Penyakit
  1. Penyakit kacang hijau yang sering ditemui antara lain Scierotium rolfsiiCercospora Canescens (bercak daun).
  2. Pengendalian dilakukan dengan menanam varietas yang tahan penyakit atau dengan menggunakan fungisida.
3. Panen dan Pasca panen
a. Panen
Kacang hijau dipanen sesuai dengan umur varietas, Tanda-tandaq lain bahwa kacang hijau telah siap untuk di panen adalah berubahnya warna polong dari hijau menjadi hitam atau coklat dan kering. Keterlambatan panen dapat mengakibatkan polong pecah saat dilapangan. Panen dilakukan dengan cara dipetik. Panen dapat dilakukan satu, dua atau tiga kali tergantung varietas. Jarak antara panen kesatu dan ke dua 3-5 hari.
b. Pasca Panen
Pengeringan polong dilakukan selama 2-3 hari dibawah sinar matahari. Pembijian dilakukan secara manual yaitu dipukul-pukul dengan tongkat kayu. Pembijian dilakukan di dalam kantong atau karung untuk menghindari kehilangan hasil. Pembersihan niji dari kulit polong dilakukan dengan tampi. Sebelum disimpan biji kacang hijau di jemur kembali sampai mencapai kering simpan yaitu kadar air 8 - 10 %.

Sumber     : Balai Penelitian Tanaman Kacang -Kacangan  dan Umbi-Umbian

http://sulsel.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=143:budidaya-kacang-hijau&catid=48:panduanpetunjuk-teknis-leaflet&Itemid=232
Serangan hama wereng coklat terjadi menjadi masalah pada beberapa waktu terakhir. Serangan hama wereng tersebut juga diikuti oleh serangan virus tanaman padi yang ditularkannya, sehingga kerusakan yang ditimbulkan menjadi berlipat-lipat. Diantara virus pada padi, virus kerdil hampa rice ragged stunt virus (RRSV) dan virus kerdil rumput rice grassy stunt virus (RGSV) merupakan virus penting yang menyebabkan penyakit padi.

Gambar. Hama wereng Batang Coklat Padi (sumber litbang deptan)


Ciri-ciri Tanaman Padi Terserang Penyakit Kerdil Hampa
Tanaman padi yang terserang kerdil hampa menunjukkan gejala pertumbuhan terhambat (kerdil), daun berwarna hijau gelap, tepi daun tidak rata, berlekuk-lekuk atau sobek-sobek, ujung daun terpilin, terjadi pembengkakan tulang daun atau membentuk puru.
Tanaman terinfeksi virus kerdil hampa pada stadia bibit akan berkembang daun baru dengan gejala yang jelas seperti daun melintir, dan tepi daun bergerigi pada 2 minggu setelah inokulasi. Pada stadia berbunga, daun atas dan daun bendera menunjukkan gejala melintir, malai tidak keluar atau keluar sebagian, dan dari malai yang sebagian keluar, gabah biasanya hampa.

Ciri-ciri Tanaman Padi Terserang Penyakit Kerdil Rumput
Tanaman padi yang terserang virus kerdil rumput menunjukkan gejala penghambatan pertumbuhan, anakannya banyak, daunnya menjadi pendek dan sempit, dan tumbuhnya tegak serta berwarna hijau pucat atau kuning pucat. Seringkali pada daunnya terdapat bintik-bintik atau bercak coklat tua. Daunnya kadang-kadang tetap hijau jika diberi pupuk nitrogen yang cukup.

Strain lebih patogenik dari RGSV yang menyebabkan diskolorasi daun kuning-oranye dan tanaman cepat mati. Strain ini disebut sebagai kerdil rumput tipe 2 (RGSV 2). Penyakit kerdil rumput tipe 2 mempunyai gejala yang berbeda dengan tipe 1. Pada tanaman yang terinfeksi virus kerdil rumput tipe 2 saat awal stadia, menunjukkan tanaman agak kerdil, menguning pada daun bawah, dan helaian daun menyempit. Pada daun bawah tersebut kadang muncul bercak karat tak beraturan.

Tanaman yang terinfeksi pada umur 30 hari atau lebih menunjukkan gejala mirip penyakit tungro, satu rumpun yang terserang kadang hanya beberapa anakan atau bahkan gejala hanya pada beberapa daun saja, gejala kuning kadang hanya terjadi pada daun bawah/daun tua, tanaman yang terserang pada stadia dewasa, menunjukkan daun berwarna kuning-oranye tetapi lebar daun normal, jumlah anakan dan tinggi tanaman sama dengan tanaman sehat.

Sumber: Balai Besar Penelitian Tanaman Padi

Popular Posts