Wereng Batang Coklat (WBC) sampai saat ini dianggap sebagai hama utama pada tanaman padi karena kerusakan yang diakibatkan cukup luas dan hampir terjadi pada setiap musim tanam. Dalam kurun waktu 2001-2010 serangannya 361.000 ha,11.000 diantaranya puso. Pada 2011 serangan wereng coklat mencapai 218 ha dan diantaranya puso.
Gejala Serangan
          Gejala yang di tunjukkan yaitu tanaman padi menjadi kuning dan kering dengan cepat (berwarna coklat seperti terbakar). Kondisi tersebut di kenal dengan istilah “hopperburn” . WBC dapat merusak tanaman padi secara langsung yaitu dengan menghisap cairan sel tanaman.
Cara Mengendalikan
  • Penanaman Varietas Tahan
penanaman varietas padi yang tahan terhadap WBC adalah penting untuk mencegah terjadinya ledakan hama. Salah satu contohnya adalah varietas Inpari-13.
  • Penanaman Serempak
Tanam serempak dilakukan untuk daerah/areal sekurang-kurangnya satu petak tersier atau satu wilayah kelompok tani dengan selisih waktu tanam 2 minggu atau selisih waktu panen paling lama empat minggu. Atau dengan kata lain varietas yang di gunakan harus berumur seragam. Dengan cara ini dapat di cegah tumpang tindih populasi antar generasi karena siklus hidup pada WBC dapat terputus pada saat pengolahan diantara dua periode tanam.
  • Pergiliran Tanaman
WBC hanya dapat hidup dengan baik pada tanaman padi. Jadi untuk memutuskan siklus hidupnya dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman, minimal menanam satu kali tanaman non-padi.
  • Pengendalian Hayati
Sesungguhnya di lapangan terjadi pengendalian secara hayati yang di lakukan oleh musuh-musuh alami WBC. Diantara musuh alami tersebut yang paling efektif mengendalikan populasi WBC adalah laba-laba predator Lycosa pseudoannulata. Laba-laba ini dapat memangsa 10-12 ekor imago atau 15-20 ekor nimfa setiap hari. Predator lain yang tercatat sebagai musuh alami WBC adalah kepik Micrivelia douglasi dan Cyrtorhinus lividipennis,kumbang Paederus fuscipes,Ophionea nigrofasciata dan Micraspis.
Selain pengendalian WBC dengan musuh alami diatas,saat ini sudah dikembangkan pula agensia hayati lain yang berasal dari kelompok jamur, diantaranya adalah Beauveria bassiana, Metharizium, dan Hirsutella citriformis.
  • Pengendalian Kimia
Pengendalian kimia dilakukan apabila cara-cara lain tidak mungkin lagi dan populasi WBC sudah berada diatas ambang ekonomi. Ambang ekonomi yang telah ditetapkan adalah rata-rata 10 ekor per rumpun untuk tanaman padi kurang dari 40 hst, atau rata-rata 20 ekor per rumpun untuk tanaman padi lebih dari 40 hst. Penggunaan pestisida diusahakan sedemikian rupa sehingga efektif,efisien dan aman bagi lingkungan.
Pada varietas tahan tidak perlu di gunakan insektisida kecuali kalau ketahanannya patah, sedangkan aplikasi insektisida pada varietas rentan harus didasarkan pada hasil pengamatan. Pengendalian WBC dengan meggunakan insektisida sintetik hasilnya efektif dan efisien,namun dalam prakteknya harus berpedoman pada prinsip 6 (enam) Tepat, yaitu : tepat jenis,tepat sasaran,tepat cara,tepat konsentrasi/dosis dan tepat lokasi.
  • Keringkan tanaman padi sebelum aplikasi insektisida baik yang disemprot atau butiran.
  • Aplikasi insektisida dilakukan saat air embun tidak ada, yaitu antara pukul 08:00 pagi sampai pukul 11:00, dilanjutkan sore hari. Insektisida harus sampai pada batang pagi.
  • Tepat dosis dan jenis yaitu berbahan aktif buprofezin,BMPC,fipronil dan imidakloprid.
  • Tepat air pelarut 400-500 liter air per hektar.

Sumber asli: http://lampung.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/berita/4-info-aktual/737-pengendalian-wereng-batang-coklat-nilaparvata-lugens-pada-tanaman-padi

Popular Posts